Monday, February 28, 2011

Jangan berhenti !!!..


........

Terus melangkah... Meski sekeliling sepi dan suram... Meski gelap dan berkabut... Meski sendiri dan kalah...

Terus Berjalan... Meski langit siang layaknya malam... Meski badan cacat dan lemah... Meski hati sakit tak bertuan....

Wednesday, February 23, 2011

Hijab Cinta

Pada langit malam yang kelam...
Jutaan bintang bertaburan diatas sana...
Bukan satu, dua atau tiga...
Dengan hati yang terbuka...
Jika telah bersayap (istatho'), terbang dan gapailah salah satunya...
Petiklah 'tuk disimpan dalam palung hati...
Menjadi teman setia penuh arti...


Tapi bila tak mampu pergi...

Thursday, February 10, 2011

Sebab Do'a lambat maqbul..


Pada suatu hari Ibrahim bin Adham berjalan di pasar di kota Basrah, lalu orang-orang di pasar tersebut mengerumuninya dan berkata kepadanya, "Wahai Abu Ishaq, Allah telah berfirman , Berdo'alah kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan. Sudah lama kami berdo'a kepada-Nya, namun do'a kami tidak juga dikabulkan."

Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra


“Wahai putraku, janganlah engkau berteman dengan orang fasik, karena sesungguhnya dia akan menjualmu dengan sesuap makanan atau lebih sedikit lagi dari hal itu yang ia belum memperolehnya, dan janganlah berteman dengan orang bakhil ( pelit ) karena sesungguhnya dia akan mentelantarkanmu di dalam apa yang dia miliki, sedangkan engkau sangat membutuhkannya, serta janganlah kanu berteman dengan seorang pembohong, karena sesungguhnya dia adalah seperti fatamorgana, ia membuat sesuatu yang jauh nampak dekat dihadapanmu dan membuat sesuatu yang dekat nampak jauh dari dirimu, demikian juga orang yang tolol, karena sesungguhnya ia ingin menguntungkan dirimu ( tapi karena ketololannya ) maka ia malah menyengsarakan dirimu, dan jangan pula dengan suka memutuskan tali persaudaraan, karena dia adalah orang yang mendapat laknat di dalam kitabullah, dengan firmannya : “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah SWT, maka Allah SWT menulikan telinga mereka dan membutakan penglihatan mereka.”
( Muhammad :22-23 )

Oleh : Habib Abubakar alHabsyi


Bersyukurlah pada Sang Maha Abadi ALLAH S.W.T

Sebut saja namanya "fulan" dia memohon pada ALLAH S.W.T agar ditunjukkan di depan matanya sebuah kejadian yang bisa membuatnya untuk lebih bersyukur, dan di tengah malam yang pekat sekitar pukul 00.00 dini hari dia menyusuri malam dan yang pertama ditemui adalah seorang gila yang berbicara sendiri dan dikeluarkan beberapa lembar uang untuk diberikan kepada orang gila tersebut lalu dalam hati fulan berkata, “YA ALLAH AKU BERSYUKUR KEPADAMU AKU ENGKAU CIPTAKAN MEMPUNYAI PIKIRAN YANG NORMAL DAN KEKAYAAN DUNIA SEISINYA TIDAK AKAN SANGGUP UNTUK MENEBUSNYA.”

Wednesday, February 9, 2011

Buah Imam yang Sholih

Sore itu, menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar..
Seorang akhwat datang, tersenyum dan duduk disampingku, mengucapkan salam, sambil berkenalan dan sampai pula pada pertanyaan itu.
“Anty sudah menikah?”.
“Belum mbak”, jawabku.
Kemudian akhwat itu .bertanya lagi “Kenapa?” hanya bisa ku jawab dengan senyuman.. ingin ku jawab karena masih kuliah, tapi rasanya itu bukan alasan.

“Mbak menunggu siapa?” aku mencoba bertanya. “Nunggu suami” jawabnya. Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa ku tebak apa isinya. Dalam hati bertanya-tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya “Mbak kerja dimana?”, ntahlah keyakinan apa yang meyakiniku bahwa mbak ini seorang pekerja, padahal setahuku, akhwat-akhwat seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.

“Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi” , jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.

“Kenapa?” tanyaku lagi

Tuesday, February 8, 2011

Aku heran..

Wahai bani Adam, Aku heran terhadap orang yang mengetahui bahwa kematian itu pasti datang, mengapa dia bersenang- senang?...
Aku heran terhadap orang yang mengetahui bahwa hari perhitungan itu pasti ada, mengapa masih menumpuk- numpuk harta?...
Aku heran terhadap orang yang mengetahui bahwa dia pasti akan dikubur, mengapa masih tertawa-tawa?...
Aku heran terhadap orang yang mengetahui bahwa Akhirat itu ada, mengapa masih bisa beristirahat?...
Aku heran terhadap orang yang mengetahui tentang dunia dan kebinasaannya, mengapa merasa tenang terhadapnya?...
Aku heran terhadap orang yang hanya 'alim lisannya sedangkan hatinya jahil...
Aku heran terhadap orang yang membersihkan badannya dengan air, sedangkan hatinya tidak bersih...
Aku heran terhadap orang yang sibuk mengurusi aib-nya orang lain, sedangkan dia lupa terhadap aib yang ada pada dirinya sendiri...
Aku heran terhadap orang yang mengetahui bahwa Allah Ta 'ala selalu mengawasinya, mengapa masih berani berbuat maksiat?...
Aku heran terhadap orang yang mengetahui bahwa dia bakal mati seorang diri, masuk dalam kubur seorang diri dan dihisab seorang diri, bagaimana bisa bersenang-senang dengan manusia lainnya?...
Tidak ada Tuhan yang haq selain Aku dan Muhammad adalah hamba dan utusanKu.

"Al-Mawaaidh fil Ahaadist Al-Qudsiyyah", Al-Imam Al-Ghazali (R.hu) | alHabib Abubakar alHabsyi

Bedanya Cowok Ganteng & Cowok Jelek menurut Wanita


Kalo cowok ganteng berbuat jahat cewek-cewek bilang: "nobody's perfect.", kalo cowok jelek berbuat jahat cewek-cewek bilang: "pantes... tampangnya kriminal."

Kalo cowok ganteng nolongin cewek yang diganggu preman cewek-cewek bilang: "wuih jantan... kayak di filem-filem..", kalo cowok jelek nolongin cewek yang diganggu preman cewek-cewek bilang: "pasti premannya temennya dia..."

Monday, February 7, 2011

Amal & Usia

" Bekalilah dirimu dengan taqwa...
Tahukah engkau...
Bila malam menjelang...
Apakah engkau tahu...
Apakah akan tetap hidup...
Hingga datangnya fajar...
Berapa banyak orang yang sehat mati tiada penyakit menimpanya...
Berapa banyak orang yang berat dalam sakitnya berumur panjang dalam kehidupannya...
Berapa banyak anak muda pagi dan sore dalam keadaan lalai kain kafan telah membungkusnya namun dia tak mengetahuinya...
Perhatikanlah bagaimana seorang raja yang membentengi istananya dengan benteng yang teramat kokoh dan tinggi... Setiap pintu dijaga dengan pengawalan yang ketat, bahkan tikus pun tidak dapat masuk, namun bila Izrail datang menghampiri, tidak seorang-pun yang dapat melihatnya...
Raja pun tewas di istananya dalam keadaan terbujur kaku.. "

( Al-Imam As-Syafi'i Rahimahumullah )
Oleh : Habib Abdul Muthalib Al-Aydarus | Zawiyah alKisah

Sunday, February 6, 2011

Menyemai Berkah Birrul Walidain

Syahdan, Pada suatu kamis pagi, Al-Quthub Habib Segaf bin Muhammad bin Umar as-Segaf, memberikan dars ilmiah bertema bakti kepada kedua orang tua di majlis taklimnya, di kubah Habib Abdullah bin Ali as-Segaf yang di simak bejibun orang. Ia membuka darsnya dengan memberikan
tahdir (peringatan) kepada hadirin, "Hati-hati. Jangan pernah mendurhakai kedua orang tua. Sebab amarah mereka memantik azab Allah SWT yang kontan, tidak ditunda. Jika mau, kutunjukkan kepada kalian orang-orang yang dulunya durhaka kepada orang tua agar kalian tahu
bagaimana kenaasan kini selalu menggelayuti mereka. " Habib Segaf mengulang ancamannya ini berkali-kali dengan amat serius. Beliau terus melanjutkan, "Barangsiapa menghendaki kebahagiaan di dunia dan akhirat, hendaklah ia berbakti kepada kedua orang tuanya. Sungguh, aku telah
merasakannya. " Kemudian beliau menyebut sejumlah nama dari orang-orang yang dikenal berbakti kepada orang tua
disertai kisah bahagianya, berkat orang tua tentunya.
" Setiap perbuatan yang dilakukan seseorang terhadap kedua orang tuanya,
kelak akan dibalas oleh anak-anaknya. Demi Allah, aku telah menyaksikan semua
itu dengan jelas. " Jelas Habib Segaf.

HAKIKAT BIRRUL WALIDAIN
"Meminta yang berlebihan kepada kedua orang tua termasuk durhaka." lanjut
beliau. "Bakti dalam hati lebih utama dari bakti dengan tingkah laku. Maksudnya, rasa
bakti dan hormat kepada orang tua harus terus bersemayam di hati, sedang lisan dan
tubuh sekadar pelaksana. Dalam keyakinanku, bakti yang hakiki adalah
menempatkan orang tua diatas diri kita sendiri, bahkan anak-anak kita. Hatta
seumpama kita disuruh memilih, siapa yang sebaiknya meninggal, anak atau
orang tua kita, Maka, meninggalnya anak kita lebih kita harap daripada
meninggalnya orang tua kita. Nah inilah birrul walidain yang sejati.
Jangan sangsi, kebahagiaan abadi bakal diraih dengan bakti kepada orang tua.
Mereka, para pemilik mata batin menyaksikan sendiri bukti shahihnya.
Coba perhatikan firman Allah SWT berikut ini :
"Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah
kembalimu." (Lukman :14).
Di ayat ini Allah SWT memakai redaksi (wa) yang berarti "dan" sebagai konjungsi,
bukan (tsumma) yang berarti "kemudian". Maksudnya kurang lebih-
wallahu a'lam, syukur kepada Allah SWT tidaklah cukup bila tidak beriring dengan
syukur kepada kedua orang tua. Sebab mereka berdua berperan sebagai sebab
wujudnya kita.
Barangsiapa menelaahi al-Qur'an dan mencermati kandungan ayat-ayatnya
dengan seksama, ia akan yakin bahwa bakti kepada kedua orang tua adalah sumber
segala kebajikan dan merupakan amal yang
paling utama. 
Dalam risalah qusairiyah diceritakan, dahulu ada seorang lelaki yang suka berbuat nista. Hari-harinya selalu diisi
dengan maksiat. Suatu hari ia sakit parah. Merasa ajalnya dekat, ia berwasiat kepada ibundanya. "Wahai ibuku, jika aku mati, jangan beritahu siapapun perihal
kematianku, sebab semua orang sudah pasti bakal mencelaku. Aku mohon juga, injakkan kaki ibu di salah satu telingaku, lalu berujarlah, "ini balasan orang bejat
yang suka bermaksiat." Lalu bayarlah beberapa orang untuk memandikan, mengkafani lalu menguburkanku. Jika aku sudah di dalam kubur, berdirilah di kuburanku dan berserulah tiga kali,
"Wahai tuhanku, sesungguhnya aku meridhai anakku ini. maka, ridhailah dia!"
Ketika si anak meninggal, sang ibu melaksanakan semua wasiatnya. Terakhir,
ia berdiri di atas pusara buah hatinya dan menyerukan kalimat yang telah dipesankan
seraya menengadahkan tangan. Tak dinyana, baru saja sang ibu selesai
munajat, ia mendengar kumandang suara dari langit. "Aku ridha kepada anakmu"
Aku ketengahkan kisah ini kembali sebagai teladan bagi kalian yang mengharapkan
kebahagiaan akhirat. Soalnya, kini kebanyakan dari kita sudah lupa akan nilai
birrul walidain. Padahal, kebanyakan musibah dan bencana yang menimpa kita
saat ini adalah akibat perbuatan durhaka kepada ibu-bapak. Ya, saat ini uququl
walidain merajalela. Jadinya, orang-orang masa kini tak mendapatkan keberkahan,
baik di dunia maupun akhirat.
Durhaka kepada kedua orang tua tergolong dosa besar. Tak ada amal yang bisa
menebusnya, kecuali tobat yang benar-benar tulus. Maka, kuperingatkan diriku
sendiri secara khusus, serta semua orang, agar berusaha sekuat tenaga berbakti
kepada orang tua selagi masih ada, kedua-duanya atau salah satunya. Sebab tak lama
lagi mereka akan meninggalkan kita. Mari manfaatkan kesempatan yang ada untuk
berbakti, agar kita beruntung di dunia dan akhirat.

HARTA ATAU IBU!
Suatu kali, aku berjalan mengiringi guruku, Habib Hamid bin Umar. Pada
kesempatan itu, beliau membicarakan ihwal birrul walidain dengan panjang
lebar. Kemudian beliau berkisah mengenai dua lelaki bersaudara dengan
ibu mereka yang memiliki harta lumayan melimpah. Mereka berunding, kira-kira
sang ibu yang kini menua akan tinggal bersama siapa. Salah satu dari mereka
usul, "Begini saja. Ibu tinggal bersamamu. Sedang seluruh harta kubawa, atau
sebaliknya. Mana yang kau pilih ?" lelaki satunya dengan lugas menjawab, "Kamu
bawa saja ibu. Sedang harta itu bersamaku. " Saudaranya menjawab,
"Baiklah, terimakasih"
Usai sekian lama, lelaki yang membawa harta benda mengalami kebangkrutan
hingga jatuh miskin, sedang lelaki yang merawat ibunya lambat laun menjadi kaya
raya hingga mampu membeli seluruh harta ibunya yang diambil saudaranya. "Lihat,
kini ibu beserta harta bersamaku. Sedang kamu, tak beribu dan tak berharta. "
Selorohnya. Lihat dan camkan betapa agungnya berkah birrul walidain.
Bila kalian merasa durhaka kepada orang tua, sementara mereka telah meninggal
dunia, kalian bisa menebusnya dengan menyambung tali kekerabatan mereka atau
menganjangsanai sahabat-sahabat mereka. Bisa juga dengan bersedekah yang
pahalanya diperuntukkan mereka, banyak-banyak beristighfar untuk mereka, dan
menyesali perbuatan durhaka kalian dulu. Mudah-mudahan dengan semua itu kalian
bisa dimaafkan oleh Allah SWT hingga dimasukkan dalam golongan orang-orang
yang berbakti kepada orang tua.
Ayahandaku pernah berwasiat, "Anak-anakku. Yang kuberikan kepada kalian
hanyalah niat yang baik. Aku tak pernah memukul atau menghardik kalian. Yang
ditakdirkan baik, biarlah jadi baik. Tak pernah aku memerintahkan kalian,
sekalipun untuk menuangkan air. Sebab aku takut dan iba, barangkali kalian akan
enggan hingga bisa dinilai durhaka karenanya. "
Lihatlah bentuk rahmat dan kasih sayang para salaf kepada anak-anak mereka.
Perhatikan, bagaimana tarbiyah mereka memupuk pekerti anak-anak agar benih-
benih durhaka tidak bersemi di hati mereka sejak dini. Baginda Rasul SAW bersabda,
"Allah SWT merahmati seorang ayah yang membantu putranya berbakti." Dari hadis
ini kita bisa menarik simpul kesadaran, bahwa perlu pula bagi orang tua untuk
menjaga sikap dan mendidik anak-anak agar mereka tidak durhaka. Toh durhaka
itu akan berimbas pada dirinya sendiri. "

Siapa menanam, dia menuai.

By : forsansalaf.com

Saturday, February 5, 2011

Al-Imam An-Nibras Umar bin Abdurrahman Al-Atthos (992 - 1072 H) Shohiburratib Al-Atthos


" Diantara manusia ada yang berbekal sebuah tempat air (rahmat Allah) yang mulus, sehingga ia dapat mengambil air yang mencukupinya selama satu tahun, dan ada yang hanya dapat membawa air yang mencukupinya selama satu hari, dan ada pula orang yang dapat membawa air yang mencukupinya sepanjang umurnya. "
" Di zaman ini sumber air (rahmat Allah) untuk diminum tidak berkurang, tetapi mereka datang dengan membawa tempat air yang bocor. Melakukan taat dengan memakan barang yang haram, bagaikan mengambil air dengan wadah yang berlubang. "
" Mudah bagi seorang wali menobatkan orang lain sebagai penerusnya untuk menjadi wali. Yang sulit adalah bagaimana memelihara maqam wilayah (status kewalian)."


 Al-Imam An-Nibras Umar bin Abdurrahman Al-Attas Beliau adalah Al-Imam Al-'Alim Al-'Allamah Al-Wali Al-Quthbu Al-'Arif billah As-Syekh Al-Barakah Al-Qudwah Al-Habib Umar bin Abdurrahman bin Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman Assegaf Al-Alawi. Beliau mempunyai marga Al-Attas tapi nasab kakek-kakeknya dari marga Assegaf. Ibunda beliau bernama Syarifah Muznah binti Muhammad Al-Jufri. Beliau lahir sekitar tahun 992 H di kota Lisk, sebuah perkampungan dekat kota 'Inat, sebuah kota wali di wilayah Hadhramaut. Di kota ini pula beliau menghabiskan masa kecilnya dan dibesarkan dibawah asuhan dan didikan ayahanda beliau sendiri Al-Habib Abdurrahman bin Aqil Al-Attas. Beliau menyelesaikan pendidikan dasar dibawah bimbingan saudara sepupu Al-Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim. Beliau adalah salah satu anak didik pamannya yaitu Al-Imam Al-Kabir Syekh Abu Bakar bin Salim yang mencintai beliau. Beliau juga diasuh oleh saudara kandungnya sendiri yang bernama Al-Habib Aqil bin Abdurrahman. Ayahanda beliau terkenal bersih hatinya. Masyarakat di negerinya itu sangat hormat kepadanya dan juga sering dimintai do'a, karena terbukti dalam dirinya beberapa karamah, sehingga beliau sangat disegani dan dicintai oleh masyarakat di sana.

Friday, February 4, 2011

Setetes biografi Al-Imam Al-Haddad

Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi Al- Haddad (Imam Al-Haddad) adalah salah satu di antara para Mujaddid (pembaharu) abad ke-12 H. Pengaruhnya meluas di barat dan di timur. Bahkan hingga dewasa ini, ajaran-ajarannya masih tetap menggema di berbagai belahan penjuru dunia. Sekiranya ada orang yang ingin menulis buku yang lengkap tentang Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, tentu akan membutuhkan berpuluh-puluh jilid. Sampai-sampai Gurunya sendiri, Al- Imam Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al- Aththos, yang wafat saat Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad berusia 28 tahun, mengatakan tentang sosok muridnya ini, "Sayyid Abdullah Al-Haddad adalah umat tersendiri."
Al-Imam Al-Allamah Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad lahir pada hari rabu, malam kamis tanggal 5 Shofar 1044 H/29 juli 1634 M di Tarim, Hadhromaut. Ayahnya, Habib Alwi bin Muhammad Al-Haddad,dikenal sebagai seorang yang sholih. Ia tumbuh di kota Tarim. Sejak kecil ia berada di bawah asuhan Ibunya, Syarifah Salma, yang dikenal sebagai wanita ahli ma'rifah dan dikenal kewaliannya. Bahkan Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad sendiri banyak meriwayatkan kekeramatannya. Kepada umat Islam, ia meninggalkan khazanah ilmu yang banyak, melalui kitab-kitab dan syair-syair karangannya. Diantaranya An-Nasha'ih Ad- Diniyah wa Al-Washaya Al-Imaniyah, Ad- Da'wah At-Tammah, Risalah Al-Mudzakarah ma'al-Ikhwan wal-Muhibbin, Al-Fushul Al-'Ilmiyyah, Risalah Adab Sulukil-Murid, Sabilul-Iddikar, Risalah Al-Mu'awanah, Ittihafus-Sa'il bi Ajwibatil-Masa'il, Ad-Durrul Manzhum Al-Jami'i Al-Hikam wal-Ulum. Ia pun meninggalkan kumpulan dzikir yang sangat populer di dunia Islam yang di kenal sebagai Ratib Al-Haddad. Kumpulan dzikirnya yang lain yang juga sangat terkenal adalah Al-Wirdul Lathif, di samping wirid-wirid yang lain...
"Ya Allah Ya Tuhan kami, berikanlah manfa'at atas kami dengan keberkahan mereka para Kekasih-Mu, dan tunjukkanlah kami jalan-jalan kebaikan dengan kemuliaan mereka. Dan matikanlah kami di dalam jalan mereka, dan selamatkanlah kami dari segala fitnah dan cobaan.".. Amin Ya Mujibas Sailin.... Wallahu a'lam.

Tuesday, February 1, 2011

Darwis yang berputar....

"Orang harus mendobrak dan mematahkan batas-batas pemikiran untuk menyaksikan kekuatan cinta yang tertinggi, dan untuk mencerap kebesaran Allah Tercinta."
Mari Kemari, datang... Datanglah Mari Kemari Datanglah Siapa Pun Dirimu... Pengelana, Peragu, dan Pecinta...
Mari... Kemari Datanglah Tak Penting Kau
Percaya atau Tidak… Mari, kemari … Datanglah Kami Bukanlah Caravan Yang Patah Hati... Atau Pintu-Pintu dari Keputus- asaan, Mari Kemari Datanglah... Meski Kau Telah Jatuh Ribuan Kali, Meski Kau Telah Patahkan Ribuan Janji,
Mari Kemari… Datang. . . Datanglah Sekali Lagi….

( Maulana Jalaluddin Rumi Rahimahullah )
>> 'amee, Ahmad Muslih_Zabeed.

me-Cinta..

" Aku mencintai orang-orang Sholih meskipun aku belum termasuk golongan mereka. Aku berharap semoga aku mendapat syafa'at mereka... Aku membenci orang-orang durhaka, meskipun sebenarnya, mungkin, aku termasuk golongan mereka."

[Abu Abdillah, Al-Imam Muhammad bin Idris As-Syafi'i Rahimahullah]